DASAR DALAM SEBUAH PENULISAN
Rita Wati
"Setelah Kesulitan Pasti Ada Kemudahan dan Belajar Sepanjang Hayat"
Motto wanita yang lahir di Tanjung Pinang pada tahun 1402 Hijriyah ini bernama Ibu Rita Wati. Semangat dan kegigihannya kepada dunia literasi tidak perlu diragukan lagi. Hal itu dibuktikan dengan diterbitkannya 4 buku solo dan 10 buku antologi. Selain itu kecintaannya pada dunia teknologi dan global juga dibuktikan dengan wisuda terbaik jurusan Sistem Informasi thn. 2005, Juara I English Speech Contest di kampusnya, Finalis English Essay Competition Tingkat Provinsi Bali 2013, dan baru-baru ini, Ibu Rita menyabet juara 8 Lomba Blog Nasional dalam rangka Hut RI ke- 75 dan Peringkat 9 dalam rangka Lomba Blog Bulan Februari Tahun 2021 yang diadakan oleh PGRI dan YPTD. Profesi yang digelutinya sebagai teacher, operator, writer, kurator dan blogger. Kali ini Ibu Rita merupakan nara sumber ketiga pada Pelatihan Menulis Gelombang 18 dengan mengusung tema" DASAR PENULISAN".
Tekhnik dasar menulis tidak cuma diperlukan agar tulisan kita enak dibaca tetapi juga agar mudah dimengerti. Sehingga pesan yang terdapat pada tulisan sampai pada pembaca. Menurut Ibu Rita, rata-rata penulis pemula merasa susah dalam menulis. Penyebabnya yaitu :
1. Susah ide
2. Miskin kosakata
3. Sulit merangkai kata
4. Susah memulai
5. Bingung mau menulis apa
6. Tidak percaya diri
7. Merasa tulisannya jelek
Hal tersebut di atas harus dibuang jauh-jauh. Yang harus dilakukan adalah menulis...menulis...menulis.
A. Dasar dari sebuah kepenulisan ingatlah rumus 5W +1H yang meliputi :
What (apa)
Unsur pertama yang harus ada untuk menanyakan peristiwa apa yang terjadi, apa dampaknya, apakah peristiwa tersebut menimbulkan kerugian, dst. Jadi unsur what ini akan mengantarkan penulis untuk mengumpulkan fakta yang akan terjadi terkait dengan peristiwa yang terjadi.
Who (siapa)
Unsur who memfasilitasi untuk memberikan informasi seputar orang-orang yang terlibat dalam cerita yang ditulis. Baik itu pelaku utama atau orang lain yang mendukung terbentuknya cerita tersebut.
When (kapan)
Unsur when merujuk pada keterangan waktu, kapan kejadian dari peristiwa yang diceritakan. Sehingga informasi lebih jelas dan akurat kebenarannya.
Where (dimana)
Unsur where menjelaskan tentang tempat atau dimana peristiwa itu terjadi. Hal ini juga sebagai bukti fisik dari cerita yang ditulis sehingga membantu pembaca untuk memahami alur cerita dengan lebih baik.
Why (mengapa)
Unsur why memudahkan pembaca memahami alasan dari suatu peristiwa yang sedang terjadi. Unsur why bisa juga berupa latar belakang dari masalah yang diulas sehingga stuasi dan kondisi dari cerita yang kita tulis dapat mudah dipahami.
How (bagaimana)
Unsur how menitikberatkan pada penjelasan suatu peristiwa sehingga penggunaan unsur how ini akan membantu pembaca memahami alur cerita.
Jika keenam unsur di atas sudah terpenuhi, maka tulisan kita akan mudah dicerna sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat dipahami dengan baik oleh pembaca.
B.Kesalahan yang sering dilakukan oleh penulis pemula
2. Tanda baca yang sering keliru
3. Penggunaan kata yang masih banyak salah/tidak baku
4. Sering ditemukan kata yang tidak efektif
C. Tips menulis agar tulisan enak dibaca dan pesan tersampaikan
1. Banyak membaca. Dengan membaca maka pengetahuan dan wawasan akan semakin luas dan bertambah, memperkaya pembendaharaan kata, juga akan memancing ide-ide yang kreatif dan original.
2. Terus berlatih menulis setiap hari. Menulis tidak perlu panjang, cukup tiga paragraf tiap hari, namun rutin. Perhatikan tanda baca, kata baku, dan pemenggalan paragraf. Menulislah tiap hari dan buktikan apa yang terjadi.
3. Perhatikan paragraf pembuka, isi dan penutup. Buatlah awal yang menarik untuk membuat penasaran pembaca, serta kualitas isi dan akhir cerita yang baik sehingga pembaca ingin menyelesaikannya sampai akhir cerita.
4. Perhatikan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) atau EYD. Penggunaan ejaan, untuk penempatan awalan, akhiran, kata hubung, kata ganti haruslah ditulis dengan benar. Penggunaan tanda baca yang tidak benar akan mengakibatkan makna kalimat menjadi ambigu atau bahkan akan terjadi pergeseran makna.
5. Perhatikan kembali susunan kalimat, subyek, predikat,obyek dan keterangan (SPOK). Penggunaan SPOK yang baik dan benar akan menambah keindahanan sebuah tulisan.
6. Bacalah berulang-ulang setelah menulis. Bacalah minimal 3 kali untuk mengetahui tentang kualitas bacaan, jika perlu bacalah dengan keras. Jika saat membaca naskah nafas tersengal-sengal berarti dalam tulisan terdapat kalimat/paragraf panjang. Maka penggalah kalimat yang sekiranya kurang bagus hingga enak dibaca.
7. Perhatikan perbedaan menulis di media online dan menulis buku naskah resmi. Jika menulis di blog, facebook, instagram, dsb. maka paragraf buatlah pendek-pendek, sedikit koma, banyak titik karena pembaca membutuhkan waktu 3 menit untuk bisa melanjutkan bacaannya. Sedangkan untuk menulis buku harus mengikuti kaidah-kaidah penulisan yang benar.
D. Hal-hal yang perlu diperhatikan bagi penulis pemula.
1. Penggunaan huruf kapital/besar
Huruf kapital digunakan pada :
a. Huruf pertama awal kalimat.
contoh : Ibu pergi ke pasar
b. Huruf pertama unsur nama orang dan julukan.
contoh : Sukarno, Raden Ajeng Kartini
c. Huruf pertama awal kalimat dalam petikan langsung.
contoh : "Ayo kita pulang Bu!" Rengek Joni
d. Huruf pertama setiap kata agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
contoh : Islam, Al Quran, Kristen
Allah selalu bersama hamba-Nya
e. Huruf pertama pada setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan artikel, makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas (di, ke, dari, dan , untuk) yang tidak terletak pada posisi awal.
contoh : Ibu sedang membaca buku yang berjudul Menggapai Matahari
f. Huruf pertama unsur singkatan, nama gelar, pangkat atau sapaan.
contoh :S.H = Sarjana Hukum
2. Penggunaan kata depan -di
berfungsi sebagai imbuhan..
a. Kata di- diikuti dengan pembentuk kata kerja pasif. Artinya penulisan di- jenis ini dinilai tepat jika kata kerja pasif dapat diubah menjadi kata kerja aktif (dengan imbuhan me-)
contoh : . ditinggalkan diubah menjadi meninggalkan
b.. Penulisan ditulis serangkai jika di- sebagai imbuhan + kata kerja , selain itu ditulis dipisah
3. Tanda seru
Dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidak percayaan, atau emosi yang kuat.
Dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidak percayaan, atau emosi yang kuat.
Contoh : Alangkah indahnya gunung itu!
Ayo bekerja!
Seorang penulis membutuhkan ilmu dasar yang baik untuk bisa menghasilkan tulisan yang menarik. Latihlah hingga menjadi kebiasaan. Suatu kebiasaan yang terlatih mewujudkan suatu kesempurnaan.
Salam literasi
Siti Chotijah
Resume ke : 3
Tema : Dasar Penulisan
Nara Sumber : Rita Wati
Gelombang : 18
Komentar
Posting Komentar