ANAK KUCING DAN IBUNYA
Sore hari kulihat Miki sedang tiduran di depan pintu kamar. Anaknya asyik menyusu di bawah ketiak Si Miki, terdengar iringan musik dangdut dari arah dapur. Sayup-sayup celoteh Ara merengek minta digorengkan daging ayam. Sambil menikmati sepoi-sepoi angin semilir Miki tak kuasa menahan rasa ngantuk yang menggelayuti matanya. Meskipun aroma daging ayam memenuhi ruangan, rupanya tak membuat Miki beranjak dari tempat tidurnya.
Sore beranjak perlahan digantikan malam, kulihat Miki masih tetap dengan gayanya tiduran didepan pintu kamar. Lalu lalang langkah kaki orang tak dianggapnya. Si Miko, anaknya sudah asyik bermain dengan Ara. Sambil berteriak dan berlari kesana-kemari dikejar Ara.
Sampai menjelang malam hari Miki masih tetap tiduran, di depan pintu kamar. Aduhai.. ada apa gerangan dengan kucing ini ya... Kucoba mengelusnya sambil kupanggil namanya.
"Miki...miki..."
Astagfirullah.. Miki tak bergeming, badannya lemas tak bergerak... kucoba untuk menggoyang-goyangkan badannya, namun tetap saja matanya terpejam, rupanya Miki sudah tak bernyawa lagi...
Kupanggil orang rumah, mereka semua sedih karena memang sejak kecil Miki sudah dipelihara oleh keluargaku. Malam itu aku bawa jasadnya ke belakang dapur. Tepat di bawah pohon pisang kucing belang itu disemayamkan.
Malam semakin larut, aku tidak bisa tidur.. jam dinding berdenting duabelas kali, aku berguman.
"sudah pukul dua belas "
Di luar rintik-rintik hujan membasahi bumi. Terdengar suara berderik dari arah jendela, hatiku berdebar kencang. Terbayang Si Miki waktu ku kuburkan tadi. Dari arah dapur suara Miko mengeong-ngeong mencari induknya.. rupanya dia mencari induknya ingin menyusu dan mencari kehangatan.
Kucoba keluar dari kamarku menuju dapur. Kasihan juga Si Miko mengeong kelaparan. Melihat aku berjalan, Si Miko langsung menghampiri dan menarik-narik ujung celanaku seakan-akan meminta pintu dapur untuk dibuka. Dengan tangan gemetar aku coba membuka pintu dapur. Ketika pintu dibuka Si Miko langsung berlari ke arah pohon pisang. Kupanggil Miki berulang-ulang, namun suaraku ditelan oleh suara hujan yang semakin deras.
Tiba-tiba dari arah pohon pisang muncul sebuah benda hitam berbulu yang semakin lama-semakin tinggi dan besar, kakiku terpaku, lidahku kelu, semakin lama mahkluk itu mendekat ke arahku dan siap menerkam sambil menyeringai menunjukkan giginya yang tajam...
"Aaaakh.. tolong..tolong..."
Aku berusaha lari masuk ke dalam dapur.. namun kakiku terasa berat.
Gedubraak.. aku terjatuh.. aku sudah pasrah..
Sayup-sayup kudengar suara ibu memanggil di telingaku.
"Anak hebat.. ayo bangun.. ini sudah maghrib lo..."
Subhanallah.. rupanya aku tertidur dan bermimpi yang menyeramkan. Cepat aku berlari ke tempat Si Miki tidur tadi sore. Ternyata Si Miki lagi menjilat-jilat anaknya yang sedang menyusu. Aku menarik nafas lega.. rupanya aku berhalusinasi hingga terbawa ke dalam mimpi.
Komentar
Posting Komentar